Bireuen-
Kebanyakan Mahasiswa Universitas Almuslim lebih memilih belajar dan membuat
tugas melalui internet daripada mencari bahan referensi di perpustakaan. Hal
ini terbukti dari pengamatan Suara Almuslim, Rabu (22/4/2015) saat mengunjungi
perpustakaan.
“Pengunjung
perpustakaan kebanyakan dari Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan mahasiswa
yang sedang menyusun skripsi. Tetapi akhir-akhir ini mahasiswa Fakultas Ekonomi
(FE) dan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) sudah mulai sering mendatangi perpustakaan
dibandingkan sebelumnya,” jelas Syamila Khaira, A.Md selaku petugas
perpustakaan.
“Faktor
utama yang menyebabkan kurangnya minat mahasiswa mengunjungi perpustakaan
adalah minimnya fasilitas buku yang disediakan, buku yang tersedia kebanyakan
tentang kesehatan,” ungkap Khalidah.
Khalidah selaku
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menambahkan bahwa dia sangat membutuhkan
buku-buku yang berhubungan dengan sastra untuk referensi pembuatan tugas
makalah dan lainnya.
Namun
Marzuki mengatakan bahwa perpustakaan menyediakan sebanyak 1400 buku/tahun. Anggaran buku tersebut dari beberapa pihak, seperti sumbangan
dari
Pemda Aceh, Perpustakaan
Wilayah, Hibah PHKI, dan dana dari Unversitas sendiri.
“Arsip lainnya yang disediakan perpustakaan Umuslim yaitu
jurnal, skripsi
dan karya ilmiah milik
mahasiwa. Perpustakaan Umuslim juga memiliki fasilitas lain, seperti ruang
diskusi, ruang rapat, dan
ruang
belajar mandiri”, tambah
Marzuki.
Menurut kepala perpustakaan
Umuslim ini,
perputakaan akan menyediakan buku yang
diinginkan oleh mahasiswa apabila adanya pengusulan dari masing-masing prodi. “Tiap tahun kami mengirimkan
surat usulan penyediaan buku
perpustakaan ke setiap prodi. Namun, kebanyakan
prodi justru tidak merespon,”
ujar
Marzuki.
Dari hasil pantauan Marzuki, selama ini hanya
beberapa fakultas yang sering mengusulkan buku melalui surat usulan yang kami
sebarkan. Seperti Fakultas
Pertanian, Fakultas Ilmu
Kebidanan, dan FIKOM. Sedangkan FKIP hanya Prodi Pendidikan
Geografi yang mengusulkan.
[Heldiana dan Nurul Izzati]