“Sang ia” Menikam Kepada Jiwa yang Kobarannya Layu


Karya : Fitriani
Waktu meninggalkan peraduannya
Meninggalkan warna kehidupan bernuansa
Meninggalkan jiwa-jiwa yang tlah tua
Menghampiri jiwa muda yang layu kobarannya

Tatkala itu juga “sang ia” datang menikam
Perlahan dengan godaan yang menjanjikan
Janji masih adanya waktu !
Janji dengan kata ‘‘nanti” !
Ia tak ‘kan berhenti
Sampai jiwa muda bergelayut emosi
“Andai saja…”
“Jika saja…”
Tetapi semua tiada lagi berarti

Kesiasaan tlah menyelimuti
Melumpuhkan segenap lingkup diri
Langkah terasa terhenti
Tangan terpaku mati
Pikiran bak  peluru tak berisi
Semua hilang dengan pasti
Kecewa menandangi
Penyesalan terus menghinggapi

“Sang ia” seolah bertepuk senang
Melihat jiwa muda menyesali diri
Berperang dengan emosi
Mengumpat diri
Bahkan terpasung depresi

Duhai jiwa muda yang layu kobarannya !
Benahilah diri sebelum menyesali
Gerakkan hati untuk terus meyakini
Tak ‘kan ada lagi waktu kini bahkan nanti
Era tak ‘kan menunggu jejakmu
Dedaunan akan terus berganti
Angin musim akan berhembus pasti

Tanda tanya terbesit di hati
“Apakah engkau siap mati untuk kesiasaan diri,?”
Atau “engkau akan bangkit membunuh ‘sang ia’ yang datang menghampiri,?”
 Hanya jiwa muda yang mengetahui


Penulis merupakan mahasiswa prodi Ekonomi Pembangunan semester dua Universitas Almuslim dan aktif sebagai redaktur di LPM SA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar