“Anda
adalah calon pemimpin masa depan, ciptakan kemandirian dengan berorganisasi”,
begitulah bunyi kata-kata penyemangat yang ku temukan di brosur LPM SA ketika
MOSKA. Kata itu perlahan-lahan menyelinap ke alam bawah sadarku. Merekam semua
kejadian, menyimpannya, untuk suatu dimensi waktu bersama masa depan. Persis
seperti saat ini. Hari itu aku duduk di barisan tengah, menjawab setiap
pertanyaan yang di ajukan kakak-kakak LPM SA. Disana , mereka menanyakan banyak
hal, mulai dari kenapa harus berorganisasi, tujuan berorganisasi apa, dan masih
banyak lagi cerita lainnya bertemakan “ Untold Story 0f Organization”.
Aku
juga mengikuti Pendidikan Dasar Organisasi (PDO) Lembaga Pers Mahasiswa Suara
Almuslim (LPM SA). Disana Aku diajarkan tentang Demokrasi, Hak Asasi Manusia
(HAM), Bagaimana mengatakan tidak pada korupsi dan berpikir kritis yang membawa
perubahan negara dan bangsa. Aku berbinar-binar, bukan karena aku cerdas, tapi
lebih karena melihat hal kelewat ajaib di dunia. Saat itu yang kutahu jurnalis
itu adalah orang luar biasa pandai, dan cerdas tak ketulungan. Sehingga hanya
orang-orang tertentu yang bisa menjadi jurnalis dan hebat di ranah penulisan,
bukan orang-orang yang awam seperti aku dan masih banyak bukan-bukan yang lain.
Nah, muda-muda begini sudah keren? Wah, betapa inginnya hati ku. Kalau dianya
bisa, kenapa saya yang jauh lebih muda tidak?
Selain
pendidikan dasar organisasi, aku juga diajarkan tentang pendidikan dasar
jurnalis. aku belajar bagaimana menulis sebuah berita yang baik dan bagaimana
cara mewawancarai seorang narasumber. Aku juga diberikan kesempatan
mewawancarai orang-orang sekitar masyarakat Peusangan dan merasakan langsung
pahitnya kehidupan. Aku juga belajar berorasi sebagai orator dalam
berdemonstrasi dan membuat peta sosial.
Kira-kira
begitulah suasana saat aku pertama kali mengenal keluarga ini, LPM SA namanya.
Rasanya semua serba sakral, merah putih macam bendera Indonesia. Lambat laun
kebersamaan semakin kental, semua menjadi lebih indah berwarnakan pelangi. Namun
begitu waktu berjalan, meski dengan kapasitas pas-pasan, akhirnya dengan
berbagai proses pendidikan, Pantai Kuala menjadi saksi pengukuhan “3 Dewi”,
sebagai angkatan baru LPM SA. Dan untuk menjadi anggota tetapa kami harus
melewati proses magang selama 3 bulan. Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari
indahnya pelangi warna LPM SA. Yang penting itu bisa menjadikan ku lebih peka
sosial, setidaknya aku bisa menelusuri pelangi masa depan ini bersama LPM SA. ( Nurmulyasa )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar